Minggu, 06 Desember 2009

Sejarah Alkitab Indonesia




Home | Sejarah | Artikel | Bagan Data | Bibliografi







Kategori Artikel




Bagian-bagian dari buku :
Ragi Carita 1




Sejarah Alkitab di Indonesia (32)

Home > Artikel > Agama Kristen Orang-orang Barat

Agama Kristen Orang-orang Barat

Bibliografi | >>

Artikel ini diambil dari :
End, Dr. Th. van den. 2001. Ragi Carita 1. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta. Halaman 22 - 27.

Dalam pasal ini kita berbicara mengenai bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia pada abad ke-16 dan ke-17, yaitu orang-orang Portugis dan orang-orang Belanda. Selain daripada mereka itu, di Indonesia Utara untuk sementara waktu terasa juga pengaruh orang-orang Spanyol yang menetap di Filipina.

Agama Katolik ± tahun 1500

Orang-orang Portugis dan Spanyol menganut agama Kristen Katolik. Di sini, kita tidak perlu memberi keterangan terperinci mengenai agama itu. Cukup kalau disebut beberapa cirinya yang menentukan bentuk misi di Indonesia.

Bersifat hirarkis, menuntut keseragaman

Agama Katolik dalam Abad Pertengahan bersifat hirarkis. Kaum awam kurang mempunyai suara dalam gereja; mereka berada di bawah imam, dan para imam pula membawahi uskup serta paus. Tetapi susunan hirarkis berarti juga bahwa gereja mempunyai organisasi yang rapih, sehingga sanggup menyelenggarakan usaha misi yang sangat luas. Berhubung dengan susunan hirarkis itu, gereja mengusahakan keseragaman yang sebesar mungkin, antara lain dalam hal ibadah. Bahasa ibadah pun harus sama di mana-mana (yaitu bahasa Latin).

Tekanan atas sakramen, iman, tidak diadakan terjemahan Alkitab

Selanjutnya dalam gereja zaman itu, pelayanan sakramen dianggap lebih penting daripada pelayanan Firman. Sakramen khususnya baptisan, perlu mutlak demi keselamatan. Pada anggota gereja biasa, tekanan atas sakramen ini bisa membawa kepada keyakinan bahwa unsur-unsur sakramen (air, roti, anggur) merupakan benda-benda sakti (bnd § 1). Pentingnya sakramen membawa juga kepada anggapan yang tertentu tentang apa itu iman. Beriman tidak pertama-tama berarti memahami Firman Tuhan, tetapi terutama takluk pada kekuasaan gereja. Agar orang bisa menerima sakramen-sakramen, cukuplah kalau mereka mengenal rumusan-rumusan pokok agama Kristen dan mengakui bahwa gereja memiliki ajaran yang benar. Katekisasi dan pembinaan jemaat agak diabaikan. Secara khusus orang-orang awam tidak didorong untuk membaca dan memahami isi Alkitab; dari sebab itu terjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di Eropa tidak diusahakan dengan rajin. Perjanjian Baru untuk pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Portugis menjelang akhir abad ke-18.

Negara harus melayani gereja

Perlu diperhatikan juga hubungan antara gereja dan negara. Masyarakat Eropa dalam Abad Pertengahan masih mengakui kesatuan azasi seluruh kehidupan. Tidak ada bidang yang tidak diatur oleh agama. Dalam hal ini corak berpikir yang terdapat dalam agama suku masih hidup terus di Eropa (sampai zaman Pencerahan). Tetapi, berlainan dengan agama suku, agama diatur oleh suatu lembaga khusus, yaitu gereja. Dengan demikian, gereja menguasai seluruh kehidupan masyarakat. Negara pun dianggap berada di bawah gereja. Tugas negara ialah melayani gereja, melindungi iman Kristen dari serangan musuh-musuhnya dan mendukung penyiarannya ke luar.

Ordo-ordo sebagai cadangan misionaris

Akhirnya masih mau disebut ordo-ordo kebiaraan. Dalam gereja Abad Pertengahan, pertarakan dipandang sebagai bentuk kehidupan Kristen yang paling tinggi. Orang-orang yang menuntut kehidupan yang demikian berkumpul membentuk ordo-ordo, misalnya ordo Fransiskan, ordo Dominikan, di kemudian hari juga Serikat Yesus. Mereka itu tidak terikat oleh harta-benda atau keluarga dan sering mereka adalah orang-orang Kristen yang bersemangat. Oleh karena itu anggota-anggota ordo cocok sekali untuk di pakai sebagai tenaga misionaris. Dari ordo-ordo itu berasal hampir semua misionaris di Indonesia.

Ideologi orang-orang Barat, imperialisme

Itulah agama orang-orang Barat yang pertama datang ke Indonesia, yaitu orang-orang Portugis dan Spanyol. Akan tetapi mengetahui agama mereka belum cukup. Kalau kita mau memahami tindakan mereka, kita harus mengenal juga pandangan-dunia mereka, ideologi mereka. Agama Kristen Abad Pertengahan hanya mengenal dua jenis agama yang lain, yaitu agama suku (yang di Eropa) dan agama Islam. Agama Islam sedikit-banyak dihormati: theologia Katolik mengakui bahwa orang-orang Islam menyembah Allah yang sama seperti orang-orang Kristen. Akan tetapi penilaian terhadap agama suku sama sekali bersifat negatip. Dalam agama suku, demikian orang-orang Kristen zaman itu, yang disembah ialah iblis. Pun kurang sekali minat atau pengertian bagi kebudayaan-kebudayaan lain. Satu-satunya kebudayaan yang sesuai dengan agama Kristen ialah kebudayaan orang-orang Kristen, berarti kebudayaan Eropa Barat. Kalau orang dari luar mau menerima iman Kristen maka serentak dengan itu ia harus menerima kebudayaan Eropa khususnya kebudayaan bangsa yang membawa Injil kepadanya.

Ideologi bangsa Spanyol dan Portugis, Islam musuh utama

Ideologi ini kuat sekali di tengah bangsa-bangsa Portugal dan Spanyol. Orang-orang Spanyol dan Portugis telah dijajah berabad-abad lamanya oleh orang-orang Islam, dan mereka baru memperoleh kemerdekaan setelah perang yang panjang. Pengalaman sejarah itu membuat mereka yakin bahwa mereka adalah bangsa yang paling setia kepada agama Kristen Katolik. Mereka merasa superior, bukan berdasarkan ras melainkan berdasarkan agama mereka. Dan mereka merasa terpanggil untuk mempertahankan agama Kristen terhadap musuh-musuhnya, dan menyiarkan iman ke mana-mana. Untuk itu, perang merupakan alat yang wajar. Menurut pandangan mereka, musuh utama ialah Islam, tetapi orang-orang kafir perlu dihadapi pula. Dalam pada itu, tidak ada bagi mereka perbedaan azasi antara penyiaran iman dan perluasan wilayah pengaruh Spanyol/Portugis. Mengkristenkan sama dengan men-spanyolkan atau mem-portugiskan. Dalam ideologi ini, gereja tidak berada di atas negara, tetapi keduanya merupakan kesatuan yang tak terpisahkan - tak ubahnya seperti dalam corak berpikir agama suku.

P.I. dan imperialisme Barat tidak selalu terjalin

Namun demikian, kita tidak boleh berpendapat seakan-akan dalam abad ke-16 di mana-mana serta terus-menerus gereja dan negara bergandengan tangan. Dalam praktek sehari-hari, kepentingan negara tidak tertindih tepat dengan kepentingan gereja. Dan tentu saja selalu ada pejabat-pejabat yang lebih memperhatikan kepentingan negara. Di daerah-daerah jajahan selalu juga ada banyak oknum-oknum, pedagang-pedagang atau lain, yang bersikap acuh-tak-acuh terhadap iman Kristen dan yang dengan perbuatan mereka menghalangi penyiarannya. Dari pihak gereja, ideologi imperialisme didobrak oleh Kontra-Reformasi (± 1540) yang menegaskan kembali bahwa gereja berada di atas negara dan bahwa misionaris mempunyai tugas dan tujuan lain daripada penjajah (bnd § 6, 7).

Orang-orang Belanda Protestan Calvinis

Satu abad setelah orang-orang Portugis, orang-orang Belanda datang ke Indonesia. Mereka adalah orang-orang Kristen juga, tetapi dengan cara percaya yang lain, karena mereka telah menjadi pengikut Reformasi, khususnya Reformasi Calvin. Orang-orang Protestan itu mempunyai organisasi gereja, ibadah dan ajaran yang jauh berbeda dari yang terdapat dalam Gereja Katolik-Roma. Tidak ada lagi hirarki dalam gereja. Alkitab harus disebarkan seluas mungkin dalam bahasa yang bisa dimengerti orang, dan penafsirannya dalam khotbah merupakan salah satu bagian ibadah yang terpenting. Ibadah tak usah seragam di mana-mana. Negara tidak berada di bawah gereja, tidak juga di atasnya, tetapi di sampingnya, dan keduanya harus bekerja sama demi kemajuan kerajaan Allah.

Cara-cara lama yang hidup terus

Namun demikian, dalam kehidupan bangsa-bangsa Protestan cara-cara lama masih berpengaruh. Kecenderungan untuk berpikir menurut kerangka hirarkis tidak begitu mudah hilang dari gereja. Lagi pula orang-orang Belanda pun berpendapat bahwa gereja mereka mempunyai bentuk yang paling baik, sehingga lebih aman kalau diikuti saja oleh orang-orang lain. Sikap-sikap ini akan paling menonjol di daerah-daerah jajahan.

Dua halangan untuk P.I.

Dalam dua hal perbedaan dengan Gereja Katolik mula-mula menghalangi usaha pekabaran Injil oleh kaum Protestan. Pertama-tama, Reformasi telah menghapuskan ordo-ordo kebiasaan. Akibatnya, tidak ada dalam Gereja Protestan suatu cadangan tetap orang-orang yang tidak terikat dan yang rela pergi ke mana-mana. Selanjutnya, kedudukan gereja terhadap negara telah menjadi lebih lemah. Theologia tidak memandang lagi negara sebagai pelayan gereja, dan Gereja Protestan tidak mempunyai organisasi internasional yang lebih luas daripada wilayah satu negara saja. Sebaliknya, negara-negara Protestan berusaha untuk menguasai gereja di daerahnya masing-masing. Setidak-tidaknya bagi negara-negara itu kepentingan sendiri mendahului kepentingan gereja dan agama. Sikap ini juga paling menonjol di daerah-daerah jajahan.

Ideologi orang-orang Belanda, Katolik musuh utama

Terhadap agama dan kebudayaan lain, orang-orang Belanda Protestan tidak mempunyai pandangan yang lebih positif daripada orang-orang Barat lainnya pada zaman itu. Khususnya agama suku bagi mereka adalah takhyul belaka, atau malahan penyembah iblis. Namun demikian, mereka tidak mempunyai ideologi seperti Portugal dan Spanyol, yaitu rasa superioritas yang didukung oleh agama. Ajaran Calvinis mewajibkan negara untuk membantu gereja dalam mempertahankan iman yang murni dan dalam mengabarkan injil. Dan secara resmi negara Belanda bersedia melaksanakan tugas itu. Akan tetapi orang-orang Belanda adalah pedagang, dengan mental pedagang. Fanatisme agamani dapat merusakkan kemakmuran dan oleh karena itu mereka bersikap toleran. Pekabaran Injil pun boleh, asal tidak merugikan perdagangan. Selain dari pada itu, orang-orang Belanda mempunyai sejarah yang lain daripada bangsa-bangsa Eropa Selatan. Mereka belum pernah berurusan langsung dengan Islam. Tetapi mereka harus mengadakan perang kemerdekaan melawan Spanyol yang Katolik. Maka dari itu yang mereka pandang sebagai musuh utama bukan agama Islam, melainkan Gereja Katolik. Hal ini akan mempengaruhi politik mereka di Indonesia.

Ringkasan

Kita menyimpulkan. Orang-orang Barat yang datang ke Indonesia adalah orang-orang Kristen. Tetapi pola berpikir (ideologi) mereka mengandung unsur-unsur yang mengingatkan kita kepada agama-agama suku. Unsur-unsur ini mempengaruhi bentuk Injil yang dibawa ke Indonesia, dan dengan demikian ikut menentukan bentuk kekristenan di Indonesia. Secara khusus, kita melihat bahwa semangat mengabarkan Injil sering -- tetapi tidak selalu -- jalin-menjalin dengan keinginan memperluas wilayah pengaruh bangsa sendiri.




Pria Suntik Istri dengan HIV

Senin, 7 Desember 2009 - 12:11 wib
text TEXT SIZE :
Share
Nurfajri Budi Nugroho - Okezone
(Corbis)

AUCKLAND - Seorang pria dengan HIV positif ini mengaku menyuntikkan darahnya ke istri yang tengah tertidur, dan menginfeksinya dengan virus yang dapat menyebabkan AIDS itu.

Diyakini pria itu ingin memberikan penyakit kepada istrinya, sehingga sang istri mau berhubungan seks dengannya lagi. Demikian dikutip dari surat kabar Selandia Baru, Sunday Star-Times, Senin (7/12/2009).

Dokumen pengadilan merinci bagaimana pria berusia 35 tahun itu dua kali menusuk istrinya yang berusia 33 tahun dengan jarum jahit yang telah dicampur darah.

Pria itu mengetahui dirinya mengidap HIV saat melakukan cek kesehatan, namun istri dan anak-anaknya tidak. Si istri mengaku ingin tetap menjaga hubungan demi anak-anak. Namun dia menolak berhubungan badan dengan suaminya karena takut tertular HIV.

Dalam dokumen itu, sang istri menjelaskan pada Mei 2008 dirinya menemukan sebuah luka seperti tersengat pada paha kiri, dan dua hari kemudian dia terbangun dan merasakan hal yang sama di kakinya.

"Saya terbangun, dan saya mengibaskan selimut. Saya melihat suami dan dalam keadaan terbangun."

Si istri bertanya apakah suaminya telah menusuk dirinya, namun dijawab "tidak". Namun si istri kemudian menemukan bukti tetesan darah di selimut, yang coba disembunyikan suaminya.

Saat melakukan cek rutin empat bulan kemudian, dokter menemukan perempuan itu juga terkena HIV. "Yang dia (suami) katakan hanya maaf," ujar si istri.

"Saya menusukkan jarum karena saya ingin kamu juga sama seperti saya, dapat hidup dengan saya, dan tidak akan meninggalkan saya," ujar si istri menirukan suaminya.

Suami jahat itu terancam hukuman 14 tahun penjara dan akan diadili di Pengadilan Tinggi Auckland tahun depan.(jri)

WEEK OF PRAYER

UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

Sun, 09/27/2009 - 06:33

Minggu sembahyang dengan judul "Live Your Best - God Cares akan dimulai pada hari minggu sore 27 September 2009. Minggu sembahyang ini akan dipimpin oleh Pst. Leonardo R. Asoy, Direktur SS dan PP Divisi SSD. 3 sesi pertama akan dibawakan oleh Pdt. Gerry Takaria, Pdt. Stimson Hutagalung dan Pdt. Reymand Huabarat.

Mari kita doakan semoga mahasiswa yang berlibur tidak terhalang untuk pulang kampus pada hari minggu ini, demikian pula pembicara utama Pdt. Leonardo R. Asoy yang akan berbicara mulai hari Selasa pagi, 29 Sept. 2009.

Ilmu Teknologi Pendidikan


Seminar Teknologi InformatikaKami di Pendidikan.Network memang sangat mendukung perkembangan teknologi di bidang pendidikan tetapi kami juga wajib untuk monitor perkembangan teknologi dan cara melaksanakan dari sisi keuntungan dan kemajuan mutu pendidikan secara rialistik dan holistik. Apakah retorika mengenai peran dan pentingnya teknologi pendidikan dalam kegiatan belajar / mengajar sesuai dengan kenyataan dan keadaan di Indonesia?

Kalau membaca berita mengenai isu-isu di surat kabar:

Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta, 30.000 Desa Belum Teraliri Listrik, dan 55 juta orang tidak memiliki "akses" terhadap sumber air yang aman (Tiap Hari 5.000 Balita Mati karena Diare) dan Korupsi Terjadi di Semua Level Penyelenggara Pendidikan, dan UN Tidak Ciptakan Proses Belajar Kreatif, dan kita perlu Setop Kurikulum Merugikan Siswa, juga 70% Lulusan SMA Tanpa Keterampilan Cari Kerja, dan Kemampuan Guru Harus Ditingkatkan, dan Ribuan Anak Cacat Usia Sekolah Belum Terlayani, dan Pendidikan Berkualitas Hanya untuk Orang Berduit, dan .........

Jelas, kalau kita ingin membuat program untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia kita harus memastikan bahwa strategi-strategi yang direncanakan menghadapi segala macam hal, dan yang di utamakan adalah kebutuhan dasar untuk mengajar dan situasi yang nyaman dan aman di semua sekolah (termasuk listrik/air).

Dengan rasio: "Sekarang Satu Komputer Untuk 2.000 Siswa" dan "dari jumlah total yang mencapai 200.000 sekolah, sekitar 182.500 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA se-Indonesia belum terakses internet", jelas TIK bukan solusinya sekarang, kan?

Komputer-komputer yang ada di sekolah-sekolah umum belum cukup untuk belajar ilmu Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), apa lagi menggunakan TIK untuk belajar.

DIMENSI DOA



The Story - Motivasi
Posted by Fenchu
Saturday, 28 November 2009
ThinkTuhan begitu dekat dengan kita sampai-sampai Ia diibaratkan hanya sejauh doa. Doa itu timbulnya dari hati, bukan dari perkataan yang keluar dari mulut kita. Tuhan itu sangat dekat dengan kita, bahkan ada di hati kita.

Apa saja dimensi doa itu? Mari kita kupas satu per satu:
1. Dimensi yang pertama dari doa: Tuhan mendengarkan doa kita (Mazmur 65:3). Kalau kita mau datang pada-Nya dan membawa apapun persoalan kita kepada-Nya, Ia mendengarkan kita.

2. Dimensi yang kedua dari doa: Tuhan mengabulkan doa kita (1 Yohanes 5:14a). Tuhan selalu mengabulkan doa kita, namun dengan cara-Nya. Ia tahu yang terbaik bagi kita.

Jadi kalau kita tidak memperoleh yang kita minta atau masih perlu menunggu untuk mendapatkan yang kita minta, itu artinya ada rencana Tuhan untuk memberikan yang lebih baik bahkan yang terbaik, lebih dari yang kita doakan dan lebih dari yang kita minta. Puji Tuhan!

3. Dimensi yang ketiga dari doa: tidak egois (1 Timotius 2:1). Doa-doa kita hendaklah tidak menjadi sempit dan egois.

4. Dimensi yang keempat dari doa: jujur (Amsal 15:8). Tuhan itu mengasihi kita apa adanya. Bukan hanya pada kondisi baik kita diterima-Nya, tapi dalam kondisi terburuk pun, Dia tetap mengasihi kita, bahkan lebih-lebih lagi mengasihi kita.

Raja Daud merupakan seorang raja terbesar yang pernah memimpin Bangsa Israel. Dalam perjalanan hidupnya bersama dengan Tuhan, Daud bersuka cita, bersorak, bergembira, dan bersyukur dalam doanya kepada Tuhan. Namun Daud juga sering meratap, mengeluh, menangis dalam doanya kepada Tuhan. Jadi, Anda lihat, Tuhan tidak keberatan dengan segala bentuk doa Anda, sepanjang itu jujur: keluar dari hati Anda yang terdalam.

Sabtu, 05 Desember 2009

Algoritma Deret Genap dan Ganjil


22 Jun 2009 @ 9:38

Bismillahi Alhamdulillahirobbil ‘alamiin.

Kali ini penulis akan berbagi tutorial yang berkaitan dengan logika pemrograman.

Sebagai langkah awal, mari kita ingat lagi bagaimana cara menentukan bahwa sebuah bilangan itu termasuk bilangan ganjil atau genap.

Beberapa bilangan ganjil mulai dari 1 – 10, yaitu: 1 3 5 7 9

Sedangkan, beberapa bilangan genap mulai dari 1 – 10, yaitu: 2 4 6 8 10

Dalam bidang matematika, setiap bilangan yang habis dibagi 2 atau tidak bersisa atau menghasilkan angka 0, maka termasuk bilangan genap. Sebaliknya, apabila bilangan tersebut bila dibagi 2 ternyata bersisa 1, berarti ganjil.

Dalam penyimbolan, sisa habis bagi ini sering menggunakan istilah mod atau simbol %.

Dan untuk hasil bagi positif (division), dapat digunakan istilah div atau simbol / atau \ jika menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.

Contoh:

4 div 2 = 2

4 mod 2 = 0 –> genap

5 div 2 = 2

5 mod 2 = 1 –> ganjil

Sekarang kita gunakan ilustrasi.

A div B = C

A mod B = D

Artinya, bilangan C dikali B kemudian ditambah D sama dengan A. Matematisnya, (C x B) + D = A

Sekarang kita gunakan logika pemrograman, atau ada yang sering menyebutnya dengan algoritma pemrograman.

Yang perlu diperhatikan bahwa, penentuan bahwa suatu bilangan itu ganjil atau genap cukup dengan memanfaatkan utilitas sisa hasil bagi atau mod saja, tanpa melibatkan div.

Berikut ini adalah contoh pseudocode dalam bahasa Indonesia.

JIKA A mod 2 = 0 MAKA
     A adalah bilangan genap
SEBALIKNYA
     A adalah bilangan ganjil

Sintaks SEBALIKNYA menandakan bahwa A mod 2 ≠ 0.

Sekarang mari kita gunakan algoritma yang sering dipakai di universitas (bidang komputer/pemrograman).

ALGORITMA GENAP_GANJIL
KAMUS
   A : integer
ALGORITMA
   input ( A )
   if ( A mod 2 = 0 ) then
      output ( "Bilangan Genap" )
   else
      output ("Bilangan Ganjil")
Berikutnya, penulis akan memodifikasi algoritma tersebut di atas.

Yaitu, menentukan bilangan genap atau ganjil dari sederet bilangan secara urut, sekaligus penulis juga mengetahui berapa banyaknya bilangan yang dimunculkan, berapa total (jumlah) dan rata-rata dari bilangan-bilangan tersebut.

AGAMA KRISTEN BUKAN AJARAN YESUS




Umat Kristen selalu mengklaim bahwa "Kristen" adalah ajaran Yesus. Klaim ini sesungguhnya tidak memiliki dasar sama sekali selain hanya angan-angan dan omong-kosong belaka.

Pokok-pokok pikiran di bawah ini, tanpa bisa dibantah oleh siapapun, membuktikan bahwa "Kristen" sama sekali bukan ajaran Yesus!

1. Yesus tidak pernah mengajarkan atau memberi nama "Kristen" pada misi dan tugas yang diembannya.



JAWAB:


Kristen memang hanyalah sebuah sebutan :


* Kisah Para Rasul 11:26
"Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen."

KJV : And when he had found him, he brought him unto Antioch. And it came to pass, that a whole year they assembled themselves with the church, and taught much people. And the disciples were called Christians first in Antioch.
TR : και ευρων αυτον ηγαγεν αυτον εις αντιοχειαν εγενετο δε αυτους ενιαυτον ολον συναχθηναι εν τη εκκλησια και διδαξαι οχλον ικανον χρηματισαι τε πρωτον εν αντιοχεια τους μαθητας χριστιανους
Interlinear : kai {dan} eurôn {setelah menemui} auton {dia} êgagen {membawa} auton {dia} eis {ke} antiocheian {Antiokhia} egeneto {(itu) terjadi} de {lalu} autous {pada mereka} eniauton {satu tahun} olon {genap} sunachthênai {mereka berkumpul} en {dengan} ekklêsia {jemaat} kai {dan} didaxai {mengajar} ochlon {massa} ikanon {banyak} chrêmatisai {memakai nama/ dipanggil} te {dan} prôton {untuk pertama kali} en {di} antiocheia {Antipkhia} tous {itu} mathêtas {murid-murid} christianous {orang-orang Kristen}


Di Antiokhia; pengikut kristus disebut Kristen (pertama kali)
Arti Kristen sebenarnya (harfiah) adalah Kristus Kecil. Kemudian nama ini menjadi nama yang legitimate untuk menyebut kelompok orang yang percaya Kristus.

Kumpulan umat percaya/murid-murid Tuhan Yesus yang disebut Kristen ini beribadah dengan mementingkan aspek-aspek rohani seperti yang diajarkan dan ditekankan Yesus dalam pelayananNya yang tertulis pada Alkitab Perjanjian Baru.

Artikel terkait :
KRISTEN, asal kata, di http://www.sarapanpagi.org/kristen-vt325.html